
Christian Pulisic kembali menjadi sorotan setelah gagal mengeksekusi penalti dalam laga AC Milan melawan Juventus yang berakhir imbang 0-0 di Turin. Kegagalan ini bukan hanya membuat Milan kehilangan peluang emas untuk meraih kemenangan, tetapi juga menegaskan bahwa masalah penalti kini telah menjadi salah satu kelemahan paling serius di tubuh Rossoneri.
Sejak awal tahun 2024, AC Milan mengalami kesulitan besar dalam hal eksekusi penalti di Serie A. Dari total 13 penalti yang mereka dapatkan hingga Oktober 2025, hanya enam yang berhasil dikonversi menjadi gol. Artinya, tingkat keberhasilan penalti Milan berada di bawah 50 persen — sebuah catatan yang cukup memprihatinkan untuk tim sebesar Milan.
Catatan Buruk Pulisic dan Efek Domino di Skuad Milan
Christian Pulisic sejatinya dikenal memiliki catatan cukup baik dalam mengeksekusi penalti ketika masih bermain di Chelsea dan Borussia Dortmund. Namun, situasi berbeda terjadi setelah ia bergabung dengan AC Milan. Pemain asal Amerika Serikat itu telah gagal dua kali dari titik putih sejak berseragam Rossoneri — termasuk dalam laga kontra Torino pada Februari 2025 yang berakhir dengan kekalahan 1-2.
Kegagalan terbaru Pulisic menghadapi kiper Juventus semakin memperburuk mental para pemain Milan lainnya. Kini, setiap kali Rossoneri mendapatkan penalti, tekanan tampak begitu besar di antara para eksekutor. Bukannya menjadi peluang pasti gol, penalti justru berubah menjadi momok yang menghantui tim asuhan Stefano Pioli.
Tren Gagal Penalti yang Mengkhawatirkan
Pulisic bukan satu-satunya pemain Milan yang gagal menunaikan tugas dari titik putih. Sejak awal 2024, tujuh dari 13 penalti Milan di Serie A tidak berbuah gol. Empat pemain berbeda telah gagal dalam lima penalti terakhir — termasuk Theo Hernandez, Tammy Abraham, Santiago Gimenez, dan Pulisic sendiri.
Contoh nyata bisa dilihat dalam kekalahan 2-1 dari Fiorentina, ketika Theo Hernandez dan Tammy Abraham sama-sama gagal menaklukkan kiper lawan. Begitu pula dengan Santiago Gimenez, yang gagal menembus gawang Napoli saat berhadapan dengan Alex Meret pada Maret 2025. Dari lima penalti terakhir Milan, hanya satu yang berhasil dikonversi menjadi gol — hasil yang jelas menunjukkan betapa parahnya masalah ini.
Minimnya Alternatif Eksekutor Penalti
Masalah utama Milan saat ini bukan hanya soal akurasi, tetapi juga soal siapa yang layak dipercaya sebagai eksekutor utama. Stefano Pioli tampak belum menemukan pemain dengan mental baja untuk mengambil tanggung jawab besar ini. Beberapa pemain seperti Santiago Gimenez dan Adrien Rabiot masih minim pengalaman dalam situasi tekanan tinggi semacam itu.
Sementara itu, Luka Modric yang sempat dipertimbangkan juga bukan solusi ideal. Meski berpengalaman, pemain asal Kroasia tersebut telah gagal mengeksekusi enam dari 30 penalti dalam kariernya — catatan yang kurang meyakinkan untuk dijadikan pilihan utama. Kondisi ini membuat Milan berada dalam posisi sulit, karena tidak ada sosok yang benar-benar bisa diandalkan dari titik putih.
Masalah Sistemik yang Butuh Solusi Serius
Krisis penalti yang dialami AC Milan tampaknya bukan lagi sekadar kesalahan individu, melainkan masalah sistemik yang membutuhkan penanganan khusus. Stefano Pioli dan staf pelatih harus segera mengevaluasi pendekatan mereka terhadap latihan penalti, termasuk aspek psikologis pemain saat menghadapi tekanan besar.
Tanpa solusi konkret, Rossoneri akan terus kehilangan poin berharga hanya karena kegagalan menendang penalti. Di kompetisi seketat Serie A, setiap gol sangat berarti. Milan perlu segera menemukan sosok eksekutor yang konsisten agar tidak terus terjebak dalam krisis penalti yang kian memperburuk performa tim di musim 2025/2026. Simak Juga, Informasi Lengkap Seputar Sepak Bola Internasional.